Korp Relawan Anawidri Indonesia Selenggarakan EFR Training di Bhumi Cantigi Camp
Korp Relawan Anawidri Indonesia sukses menggelar Pelatihan Emergency First Response selama dua hari satu malam di Bhumi Cantigi Camp.
Kegiatan ini bertujuan untuk membekali peserta dengan keterampilan dasar dalam menangani situasi darurat di lapangan, terutama dalam operasi penyelamatan dan pertolongan pertama.
Pelatihan ini dibatasi hanya untuk 50 peserta terpilih, dengan pemateri utama dari PMI Tangerang Selatan, yakni dr. Litamastani Febrianti dan Sdr. Rofi Firdaus.
Dua sosok yang berpengalaman turun langsung dalam operasi SAR dan respons bencana di berbagai daerah.
Selain PMI Tangerang Selatan, kegiatan ini juga di support oleh KPA Arkadia, Mapala UIN Jakarta yang membantu sebagai pelaksana operasional saat kegiatan berlangsung.
Peserta kegiatan terdiri beberapa lembaga kemanusiaan serta penggiat alam bebas, seperti; Muamalat Adventure Club dari Bank Muamalat, Relawan Komite Kemanusiaan dari Tangerang Selatan, Boost dari Cigombong Bogor, perwakilan Boedoet Adventure, Sisgahana Sispala SMAN 70 Jakarta, Relawan Porter Indonesia serta masih banyak lagi.
Sebagai pemandu acara, Korp Relawan Anawidri Indonesia juga mengundang Tim Dunia Outbound untuk menjadi pengisi acara dan juga moderator kegiatan.
Hari Pertama: Materi Kelas yang Intensif
Pelatihan dimulai pada pukul 14.00 WIB, dengan fokus pada teori dan praktik dasar pertolongan pertama dalam kondisi darurat.
Beberapa materi yang diberikan antara lain:
- Teknik Resusitasi Jantung Paru (RJP) dan penanganan henti napas
- Pertolongan pertama pada luka, patah tulang, dan cedera berat
- Teknik evakuasi korban di berbagai medan
- Manajemen krisis dalam situasi darurat
Sesi kelas berlangsung hingga pukul 23.00 WIB, dengan suasana interaktif di mana peserta diberikan kesempatan untuk berdiskusi langsung dengan pemateri serta berbagi pengalaman.
Sesi Malam: Inspirasi dari Don Hasman, Legenda Kegiatan Alam Bebas Indonesia
Di sela acara malam, peserta mendapatkan kesempatan langka untuk berdiskusi dengan Don Hasman, seorang legenda kegiatan alam bebas di Indonesia yang juga merupakan anggota kehormatan Korp Relawan Anawidri Indonesia.
Dalam sesi ini, Don Hasman berbagi kisah tentang perjalanannya menjelajahi berbagai penjuru dunia, pengalaman menghadapi situasi darurat di alam bebas, serta pentingnya kesiapsiagaan dalam setiap ekspedisi.
Kehadirannya memberikan inspirasi bagi peserta untuk semakin serius dalam mengasah keterampilan emergency response.
Selain Don Hasman, hadir pula seorang penggiat alam bebas yang luar biasa hebat. Opa Purwo Sutrisno yang biasa disapa dengan pangilan Abah Lucan.
Usianya sudah tidak lagi muda, 76 tahun saat kegiatan ini berlangsung.
Namun semangat belajarnya sangat luar biasa, beliau hadir dan ikut menjadi salah satu peserta kegiatan Emergency First Response
Kehadirannya menjadi salah satu penyemangat peserta yang muda untuk terus belajar dan berkarya
Hari Kedua: Simulasi Lapangan yang Realistis
Pada hari kedua, seluruh peserta mengikuti simulasi lapangan yang dirancang untuk menguji kemampuan mereka dalam menghadapi skenario darurat yang nyata.
Beberapa aspek yang diuji dalam simulasi ini meliputi:
- Pencarian dan penyelamatan korban di kondisi minim cahaya
- Evakuasi korban di medan sulit dengan peralatan improvisasi
- Penanganan darurat di lokasi bencana atau kecelakaan di alam bebas
Simulasi ini dirancang agar peserta dapat merasakan tekanan nyata dalam situasi darurat, sehingga mereka lebih siap saat menghadapi kejadian sesungguhnya di lapangan.
Komitmen untuk Meningkatkan Kapasitas Relawan
Dengan berakhirnya pelatihan ini, Korp Relawan Anawidri Indonesia menegaskan kembali komitmennya untuk terus meningkatkan kapasitas relawan dalam emergency response.
“Pelatihan ini bukan hanya tentang keterampilan teknis, tapi juga membangun mental tangguh dan kesiapsiagaan dalam menghadapi situasi kritis. Kami berharap peserta dapat menerapkan ilmu yang didapat di lapangan nantinya,” ujar Joni Arianto selaku Ketua Umum Korp Relawan Anawidri Indonesia.
Para peserta mengapresiasi kegiatan ini dan berharap pelatihan serupa bisa terus diadakan secara rutin agar semakin banyak relawan yang memiliki kemampuan dalam penanganan darurat dan operasi penyelamatan.